BANDUNG.POTENSINEWS.COM,–Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) terus mempercepat pemulihan ekonomi daerah dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang terpukul karena pandemi COVID-19.
Pemda Provinsi Jabar menerapkan strategi pengeluaran pemerintah (government spending). Nantinya ekonomi di Jabar akan berputar dan mendorong kegiatan investasi, konsumsi serta fiskal daerah atau nasional.
Hal itu mengemuka saat Gubernur Jabar Ridwan Kamil bersama Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, Ineu Purwadewi Sundari serta Ketua Komisi III Cucu Sugyati menghadiri Kunjungan Kerja Spesifik Komisi XI DPR RI ke Provinsi Jabar dan Rapat Komisi XI DPR RI dalam rangka Fungsi Pengawasan terkait Penerimaan Negara,di Gedung Keuangan Negara, Kota Bandung Jumat, (5/2/21).
Wakil Ketua DPRD Jabar Ineu Purwadewi Sundari mengatakan, Komisi XI DPR RI melakukan evaluasi terhadap penerimaan pajak khususnya di Jawa Barat, Kemudian meminta masukan dari pemerintah Provinsi Jawa Barat terkait pajak dan perencanaan pembangunan.
“Dalam pengoptimalan pajak negara, termasuk mengevaluasi bagaimana alokasi anggaran dari kementrian keuangan sampai ke daerah dan bagaimana upaya pemerintah daerah untuk bisa melakukan pembangunan ini dalam keuangan pajak,” papar legislator dari Partai Demokrasi Indonesia Perjaunga ini.
Lebih lanjut dikatakan Ineu, srikandi partai berlambang banteng moncong putih ini berharap, kedepan dalam pemberian alokasi dana khusus dan dana insentif daerah supaya lebih diperhatikan lagi. Dalam hal pembangunan dirinya menyinggung terkait peluang pemekaran di Jabar,kata wakil rakyat daerah pemilihan(dapil) Jabar XI meliputi Kabupaten Sumedang,Majalengka dan Subang (SMS) .
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, tumbuhnya ekonomi itu pada dasarnya ada empat sumber, yaitu daya beli, investasi, ekspor, dan government spending.
Menurut Kang Emil, empat sumber pertumbuhan ekonomi tersebut memiliki kontribusi yang berbeda. Misalnya daya beli. Jika daya beli kalangan menengah atas meningkat, pendapatan masyarakat bisa merata.
Dalam kesempatan itu Kang Emil melaporkan, ekspor Provinsi Jabar masih tinggi kendati dalam situasi pandemi COVID-19. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar, secara kumulatif, nilai ekspor Jabar Januari-November 2020 mencapai USD23,92 miliar.
“Kami menjadi provinsi juara tumbuh sekitar 16 persen ekspor kami, disusul provinsi Jatim dan Kepulauan Riau. Alhamdulillah masih juara,” katanya.
Selain ekspor, Pemda Provinsi Jabar melalui Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) berhasil meraup kurang lebih Rp120 triliun dari beberapa perusahaan yang berinvestasi di Jabar khususnya di wilayah Metropolitan Rebana.
“Kami disukai investor karena infrastrukturnya baik dan masyarakat yang produktivitasnya tinggi ada skornya kami ini tertinggi di Indonesia kalau di Asean bisa setara dengan Vietnam,”pungkas pria berkacamata ini.(Ade/Adv)